Di tengah hingar bingar ramainya kota dimana pemuda pemudi berseliweran
dan duduk sambil tertawa bercanda dengan teman-temannya, terdapat sesosok
bangunan tua namun kokoh berdiri di pinggir jalan. Sepi dan sunyi, tidak ada
kata-kata lain yang lebih tepat untuk menggambarkan suasana yang ada di
bangunan tua itu. Sesekali mobil dan motor melintas dengan cepat didepannya
tanpa ada niatan untuk singgah kedalamnya. Bangunan itu ialah panti jompo,
tempat dimana para lansia menghabiskan masa-masa akhir hidupnya. Mereka dirawat
seadanya oleh negara kita yang dikatakan berkembang namun miskin ini. Termenung
dan duduk berdiam diri seperti sudah menjadi salah satu agenda yang tercantum
di keseharian mereka meskipun masih ada diantaranya yang tetap tersenyum bercanda
dan sibuk mengerjakan sesuatu layaknya anak muda. Sebenarnya apa yang membuat
mereka bisa berada di sini (panti jompo)? Sebagian kecil menyatakan keluarganya
sudah meninggal dan tidak punya tempat tinggal lagi. Mirisnya, sebagian besar
dari mereka adalah orang-orang yang ditinggalkan dan dilupakan (entah sengaja atau tidak)
bahkan DITITIPKAN oleh keluarganya yang mungkin sedang tidur dengan nyenyak di
atas tempat tidur atau sedang berbelanja di mall besar dan bingung memilih
pakaian mana yang ingin ia beli.
Teringat masa kecil dulu, saat orang tua dengan tulusnya
memberikan kasih sayang dan tanpa kenal lelah terus membimbing agar nantinya
kita diharapkan bisa berjalan dengan kokoh menghadapi kerasnya dunia. Lalu,
pantaskah bila kita membalas apa yang sudah mereka berikan ke kita dengan menitipkan
mereka ke bangunan tua bernama panti jompo hanya dengan alasan malu memiliki
orang tua yang sudah keriput, kolot, dan
hanya menjadi beban bagi kehidupannya? Tegakah kita membiarkan orang yang merawat kita hidup sebatang kara di sana? Ironisnya, semakin hari semakin banyak
saja panti jompo yang didirikan. Hal ini menunjukan sikap durhaka “modern” yang
semakin menjadi-jadi setiap saatnya.
Saya hanya bisa berharap melalui sedikit baris tulisan ini, semoga kita tidak menjadi anak durhaka “modern”
yang semakin marak terjadi sekarang dengan selalu berbakti pada orang tua layaknya
mereka mengasihi kita sampai akhir hayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar