Banjir Bandang / Flood
Beberapa tahun belakangan ini, beragam bencana alam baik itu
besar maupun kecil terjadi di berbagai tempat di Indonesia. Ledakan gunung
berapi, banjir bandang, tanah longsor merupakan sebagian contoh bencana yang
ada. Kerugian yang harus ditanggung oleh pemerintah juga terbilang besar. Tabel
di bawah ini menginformasikan bencana alam yang telah terjadi di Indonesia
dalam kurun waktu 7 tahun terakhir (2004 – 2010) :
Tabel Bencana Alam di Indonesia / Natural Disaster in Indonesia
Tahun
|
Kejadian Bencana Alam
|
2004
|
-
26 Desember
: Gempa bumi di dekat pesisir utara pulau Sumatera mengakibatkan tsunami yang
memakan lebih dari 220.000 korban dari negara-negara di sekitar Samudera
Hindia, termasuk 168.000 korban dari Indonesia.
|
2005
|
-
Gempa
Bumi di Laut Banda dan Sumatra
|
2006
|
-
24-29
Desember : Lebih dari 300 orang hilang atau meninggal setelah terjadi banjir
di Sumatera, yang menyebabkan 350.000 kehilangan tempat tinggal.
-
17
Juli: 650 orang meninggal di Jawa setelah gempa bumi di dasar laut
menyebabkan terjadinya tsunami.
-
20-24 Juni:
banjir di Sulawesi menyebabkan sedikitnya 350 orang meninggal atau hilang,
dan 13.000 kehilangan tempat tinggal.
-
27
Mei: Gempa bumi di Yogyakarta menyebabkan sedikitnya 5.800 orang meninggal
dan satu setengah juta orang kehilangan tempat tinggal.
-
28 Maret:
Gempa bumi sebesar 8.6 SR mengguncang Nias dan menyebabkan sedikitnya 900
orang meninggal.
|
2007
|
-
26
Desember : Lebih dari130 orang meninggal dalam banjir dan tanah longsor di
Jawa.
-
Juli:
Lebih dari130 orang meninggal dalam banjir dan tanah longsor di Sulawesi.
-
6
Maret: Gempa bumi Sumatera menyebabkan sedikitnya 73 orang meninggal.
-
1
Februari: Banjir Jakarta menyebabkan sedikitnya 80 orang meninggal.
|
2008
|
-
Gempa
bumi Simeulue · Sulawesi
-
Gunung
meletus Gunung Soputan · Gunung Egon
|
2009
|
-
8
November: Tanah longsor di Palopo, Sulawesi Selatan menyebabkan sedikitnya 30
orang meninggal.
-
30
September: Gempa bumi Padang menyebabkan sedikitnya 1.117 orang meninggal.
-
2
September: Gempa mengguncang Jawa, menyebabkan sedikitnya 100 orang
meninggal.
|
2010
|
-
26 Oktober:
Gunung berapi meletus di Jawa Tengah, memaksa lebih dari 100.000 orang
dievakuasi dan menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal.
-
25
Oktober: Gempa 7.7 SR dirasakan di sebelah barat Sumatera Barat. Alaram
tsunami yang tidak berbunyi menyebabkan lebih dari 400 orang meninggal di
Kepulauan Mentawai dan lebih dari 15.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Puluhan orang masih tidak ditemukan.[3]
-
4
Oktober: Banjir melanda Wasior di Papua Barat menyebabkan sedikitnya 148
orang meninggal.
-
23
Februari: Sedikitnya 85 orang meninggal atau hilang setelah terjadi tanah
longsor di dekat Bandung
|
Berdasar pada fenomena di atas, banyak solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi masalah bencana alam tersebut. Salah satunya ialah
pemanfaatan teknologi informasi. Prosedur penanganan bencana saat ini banyak
yang tidak efektif atau bahkan salah sasaran, semua itu disebabkan informasi
yang terlambat masuk terlebih lagi tidak akurat. Peran teknologi informasi pada
permasalahan ini sangat penting dan menjadi sarana yang vital untuk membantu
dalam proses pengambilan keputusan. Tekhnologi informasi tidak mampu mencegah
terjadinya bencana namun dengan teknologi informasi kita dapat meminimalkan
segala bentuk kerugian, korban jiwa, dan memberikan tindakan-tindakan yang
efektif dan efisien baik itu yang akan maupun telah terjadi.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, perancangan
sistem informasi menyeluruh, terpadu, dan terintegrasi yang terdiri dari
pengawasan atau monitoring baik itu di darat, air, maupun udara sudah bukan hal
yang mustahil lagi bagi kalangan masyarakat umum baik itu dari segi harga yang
sekarang relatif terjangkau dan juga teknologi yang digunakan. Dengan
pemanfaatan yang baik terhadap teknologi informasi yang berkembang belakangan
ini, maka keputusan yang diambil juga
akan semakin baik. Karena pada dasarnya pengambilan keputusan yang tepat,
mutlak membutuhkan dukungan informasi tepat, akurat, tepat waktu. Tepat waktu
artinya informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan tersebut, harus
dapat tersedia dan tersaji kapanpun. Sistem Informasi yang baik akan mampu
menyediakan informasi semacam ini. Sistem informasi semacam ini membutuhkan
koneksi jaringan nirkabel atau komunikasi data yang bersifat online disertai
visualisasi kejadian yang ditampilkan melalui kamera yang telah terpasang pada
alat pembawa kamera tersebut baik itu berupa UAV (Unmanned Aerial Vehicle), USV
(Unmanned Surface Vehicle), ataupun UGV (Unmanned Ground Vehicle) yang
dijalankan di darat, air, dan udara secara otomatis. Maksud otomatis di sini
berarti setiap unmanned vehicle/robot akan digerakkan secara autonomous
sehingga operator tidak perlu repot melakukan pengendaliannya. Operator hanya
perlu memberikan titik-titik area mana saja yang perlu dimonitor oleh robot,
setelah itu robot akan bergerak dengan sendirinya. Selain visualisasi kejadian
bencana yang terjadi, nilai temperatur, kelembaban, dan keadaan lainnya juga
dapat diketahui melalui sensor-sensor yang dipasang pada payload alat tersebut
secara real-time Informasi yang bersifat
real-time ini, sangat dibutuhkan pada proses monitoring suatu kejadian.
Prototip Alat / Prototype System
Salah satu penelitian yang pernah dibuat oleh tim kami yaitu prototipe sistem monitoring bencana alam dengan menggunakan UAV sebagai alat pemonitornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar