Terhitung sudah 4 bulan lebih saya tidak menulis artikel pada blog ini lagi. Sebelumnya artikel yang saya posting adalah artikel copy paste dari seorang penulis di situs koran-sindo. Selain dikarenakan saya miskin ide, akhir-akhir ini juga ada beberapa tugas dari tempat saya bekerja yang harus saya selesaikan segera (sok sibuk... hehehe). Berhubung kemaren saya baru saja membuat presentasi tentang tekhnologi yang digunakan dalam pengukuran level, maka sekalian saja isi presentasi tersebut saya tuangkan di sini. Tetapi apa yang akan saya jabarkan hanyalah gambaran umumnya saja, tidak terlalu mendetail. Untuk lebih detailnya akan dijabarkan pada artikel selanjutnya.
Level yang diukur di sini adalah level suatu cairan yang terdapat di dalam sebuah tanki atau vessel pada industri petrokimia, oil & gas, atau power plant. Ada berbagai macam teknologi yang digunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Teknologi tersebut antara lain:
1. Level Gauge
Merupakan indikator paling sederhana dalam sistem pengukuran level cairan. Biasa digunakan sebagai pembanding akurasi instrument pengukur level yang lain. Sayangnya, penggunaan level gauge memiliki beberapa kekurangan, yaitu jika di dalam vessel terdapat liquid dengan jenis yang berbeda (ex: minyak dan air), maka pembacaan dari level gauge akan kurang tepat. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pada gambar diperlihatkan ketinggian dari level yang ditunjukan tidak sesuai dengan ketinggian sebenarnya yang ada di dalam tanki. Selain itu bisa juga permasalahan yang didapat seperti pada gambar ini
Permsalahan selanjutnya yaitu perbedaan temperature (terutama pada boiler tank) juga mempengaruhi keakurasian dari pembacaan level dikarenakan uap air yang panas akan memberikan tekanan pada cairan yang memiliki temparatur yang lebih rendah. Ilusttrasinya dapat dilihat pada gambar ini.
Ini contoh level gauge yang ada di pabrik tempat saya bekerja. Walaupun sudah agak lusuh, tapi tetap bisa dijadikan patokan untuk dibandingkan dengan instrumen pengukuran yang lain.
2. Float
Menggunakan float/pelampung sebagai alat bantu pengukuran level. Pada spring reel biasanya berisi potensiometer atau rotary encoder yang akan dikonversi ke sinyal elektrik untuk sistem transmisi, kontrol maupun recording data. Bentuk fisik dari spring loaded cable reel dapat dilihat pada gambar ini.
Di tempat saya kebanyakan transmitter yang menggunakan float sudah tidak digunakan lagi, perannya digantikan oleh transmitter jenis lain yang memanfaatkan perbedaan tekanan.
3.Tekanan hidrostatis
Setiap zat cair yang menempati sebuah bejana/vessel/tangki, akan memiliki tekanan hidrostatik yang besarnya sebanding dengan level zat cair tersebut, dengan asusmsi masa jenis (sg=specific gravity)-nya tetap. Rumusnya ialah :
Semakin besar tekanan maka semakin tinggi juga level dari tanki tersebut.
Namun ada masalah yang muncul, apabila gas yang berada di sisi atas dari tangki tersebut berkondensasi, maka gas yang berkondensasi akan masuk ke dalam sensing line sisi low, dan tentu akan mempengaruhi keakuratan pengukuran, karena SG (specific gravity) kondensate akan memberikan kontribusi tekanan hidrostatik pada sisi L. Untuk menanggulangi masalah ini, maka diterapkan metoda wet leg, yaitu dengan cara mengisi kolom sensing line low side dengan liquid yang diketahui SG-nya misalnya air, yang memiliki SG=1. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa tekanan yang ada pada line L(low) akan memiliki nilai tekanan yang lebih besar dibanding dengan tekanan yang ada di sisi H(High) sehingga nilai yang tertera pada display transmitter akan menunjukan nilai negatif.
Contoh DP Transmitter yang ada di tempat saya (menggunakan remote seal).
4. Displacement
Memanfaatkan hukum archimedez dalam menentukan level liquid dengan mengukur berat displacer yang ditenggelamkan di dalam proses liquid tersebut. Apabila level bertambah, maka gaya apung yg dialami displacer juga bertambah, yang mengkibatkan displacer seolah-olah kehilangan berat. Nilai berat dari displacer yang hilang proporsional dengan bertambahnya level liquid. Berikut penampakan fisiknya di pabrik.
5. Echo
Memanfaatkan gelombang yang dipantulkan ke permukaan suatu liquid sehingga didapat jarak untuk perhitungan level dari tanki tersebut. Gelombang yang digunakan dapat berupa gelombang ultrasonic, radar, laser, dan magnetostrictive. (Untuk sementara ini masih belum bisa menjelaskan lebih jauh soalnya masih belum berhadapan langsung dengan transmitter yang bersangkutan).
6. Weight
Memanfaatkan load cell untuk mengukur berat dari suatu tanki beserta isinya. Berat yang diukur proporsional dengan penambahan atau pengurangan level liquid yang ada di dalam tanki.
7. Radiation
Memanfaatkan radiasi yang dihasilkan oleh sinar gamma atau partikel neutron yang melakukan penetrasi ke dalam vessel, kemudian radiasi tersebut ditangkap oleh detector sehingga level di dalam vessel dapat diketahui. Untuk mengarahkan radiasi ke arah yang diinginkan digunakan shutter (materialnya berupa timah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar